Koro pedang: Perawatannya minimal, hasilnya maksimal
Budidaya kacang kara pedang sangat mudah. Selain dapat hidup di semua jenis lahan, perawatannya juga tidak rumit. Cukup lakukan pembersihan lahan dan pemberian pupuk secara berkala, tanaman ini bisa menghasilkan buah maksimal. Setiap satu hektare bisa menghasilkan 4 ton kara pedang.
Budidaya kacang kara pedang semakin diminati petani. Maklum, selain tingginya permintaan, budidaya kacang ini juga tergolong mudah. Ketua Komunitas Damar Sindoro Sumbing Temanggung, Tri Barokah, bilang, kacang ini mudah tumbuh, termasuk di lahan kering sekalipun.
Selain itu, kara pedang juga bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain. "Bahkan, kacang ini dapat bertahan hidup walau tidak diurus," ujar Tri.
Tidak sekadar bertahan hidup, kacang kara pedang yang tidak dirawat juga tetap bisa menghasilkan buah. "Kalau tanaman lain jangankan berbuah, hidup saja belum tentu," ucapnya.
Tapi, untuk mendapatkan buah yang maksimal, tentu saja tetap harus dirawat dengan baik. Nah, untuk membudidayakan tanaman ini, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah cukup dengan membersihkan lahan dari gulma.
Pada tanah datar, bisa dibuat bedeng dan saluran drainase yang ukurannya disesuaikan dengan lahan. Setelah itu tinggal diberikan pupuk dasar berupa kompos secukupnya.
Sebelum ditanam, benih perlu direndam dalam larutan hormon selama sekitar dua hingga tiga jam. Setelah itu, buat saja lubang sedalam 3 sentimeter (cm) di dalam tanah. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, jarak antar lubang tanaman dibuat sekitar 1 meter (m).
Selain itu, pemilihan benih juga perlu diperhatikan secara saksama karena bisa mempengaruhi produktivitas. "Yang berkualitas itu yang kering sempurna, bila ditekan terasa sangat keras dan bila dijatuhkan ke lantai akan memantulkan bunyi serupa batu kerikil," papar Tri.
Tentu saja selama masa penanaman, perlu dilakukan penyiangan dan pemangkasan secara berkala untuk memeriksa hama atau penyakit yang menjangkiti tanaman. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas air dan tunas panjat dengan tujuan mengurangi beban pohon dan merangsang tunas produktif.
Beberapa hama atau penyakit yang biasa menyerang ialah pengisap polong, ulat daun dan buah, karat daun, serta busuk akar. Masalah ini bisa diantisipasi dengan penyemprotan pestisida serta fungisida nabati organik, dan tata drainase yang mencegah lahan tergenang air.
Dari pengalaman Tri, lahan seluas satu hektare membutuhkan sekitar 25 kilogram (kg) hingga 30 kg bibit. Lahan seluas itu bisa menghasilkan sekitar 4 ton kara pedang.
Sapari, petani kara pedang dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menambahkan, waktu yang tepat menanam kara pedang adalah pada pengujung Februari dan awal Maret. Sebab, pada bulan-bulan itu masih musim hujan dan diperkirakan saat tanaman berbuah sudah masuk musim kemarau.
(Selesai)
sumber:http://peluangusaha.kontan.co.id/news/kara-pedang-perawatannya-minimal-hasilnya-maksi/2012/03/05
Budidaya kacang kara pedang sangat mudah. Selain dapat hidup di semua jenis lahan, perawatannya juga tidak rumit. Cukup lakukan pembersihan lahan dan pemberian pupuk secara berkala, tanaman ini bisa menghasilkan buah maksimal. Setiap satu hektare bisa menghasilkan 4 ton kara pedang.
Budidaya kacang kara pedang semakin diminati petani. Maklum, selain tingginya permintaan, budidaya kacang ini juga tergolong mudah. Ketua Komunitas Damar Sindoro Sumbing Temanggung, Tri Barokah, bilang, kacang ini mudah tumbuh, termasuk di lahan kering sekalipun.
Selain itu, kara pedang juga bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain. "Bahkan, kacang ini dapat bertahan hidup walau tidak diurus," ujar Tri.
Tidak sekadar bertahan hidup, kacang kara pedang yang tidak dirawat juga tetap bisa menghasilkan buah. "Kalau tanaman lain jangankan berbuah, hidup saja belum tentu," ucapnya.
Tapi, untuk mendapatkan buah yang maksimal, tentu saja tetap harus dirawat dengan baik. Nah, untuk membudidayakan tanaman ini, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah cukup dengan membersihkan lahan dari gulma.
Pada tanah datar, bisa dibuat bedeng dan saluran drainase yang ukurannya disesuaikan dengan lahan. Setelah itu tinggal diberikan pupuk dasar berupa kompos secukupnya.
Sebelum ditanam, benih perlu direndam dalam larutan hormon selama sekitar dua hingga tiga jam. Setelah itu, buat saja lubang sedalam 3 sentimeter (cm) di dalam tanah. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, jarak antar lubang tanaman dibuat sekitar 1 meter (m).
Selain itu, pemilihan benih juga perlu diperhatikan secara saksama karena bisa mempengaruhi produktivitas. "Yang berkualitas itu yang kering sempurna, bila ditekan terasa sangat keras dan bila dijatuhkan ke lantai akan memantulkan bunyi serupa batu kerikil," papar Tri.
Tentu saja selama masa penanaman, perlu dilakukan penyiangan dan pemangkasan secara berkala untuk memeriksa hama atau penyakit yang menjangkiti tanaman. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas air dan tunas panjat dengan tujuan mengurangi beban pohon dan merangsang tunas produktif.
Beberapa hama atau penyakit yang biasa menyerang ialah pengisap polong, ulat daun dan buah, karat daun, serta busuk akar. Masalah ini bisa diantisipasi dengan penyemprotan pestisida serta fungisida nabati organik, dan tata drainase yang mencegah lahan tergenang air.
Dari pengalaman Tri, lahan seluas satu hektare membutuhkan sekitar 25 kilogram (kg) hingga 30 kg bibit. Lahan seluas itu bisa menghasilkan sekitar 4 ton kara pedang.
Sapari, petani kara pedang dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menambahkan, waktu yang tepat menanam kara pedang adalah pada pengujung Februari dan awal Maret. Sebab, pada bulan-bulan itu masih musim hujan dan diperkirakan saat tanaman berbuah sudah masuk musim kemarau.
(Selesai)
sumber:http://peluangusaha.kontan.co.id/news/kara-pedang-perawatannya-minimal-hasilnya-maksi/2012/03/05